Kursus online adalah sebuah metode proses belajar mengajar yang dilakukan secara online dengan menggunakan perangkat digital.
Manfaat Kursus Online
Manfaat Kursus Online diantaranya sebagai berikut :
- Fleksibel : Kursus online memberi fleksibilitas didalam memilih waktu belajar karena bisa diakses darimana saja selama ada komputer atau laptop juga akses internet untuk mengakses kursus online yang diikuti.
- Efisiensi Biaya: Membuat atau mengikuti kursus online dapat menghemat biaya yang cukup besar, hal ini di karenakan penyelenggara pendidikan tidak membutuhkan tempat juga sarana prasarana fisik seperti tempat belajar untuk melangsungkan proses belajar mengajarnya. Mengikuti kursus online juga bisa menghemat biaya bagi pesertanya karena harga kursus online jauh lebih murah dibanding kursus offline untuk topik atau bidang pelajaran yang sama, peserta kursus online juga tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi serta akomodasi untuk mengikuti kursus online.
- Belajar Mandiri : Kursus online memberi kesempatan bagi peserta untuk bisa belajar secara mandiri dan meningkatkan minat untuk belajar hal hal baru.
Kelemahan Kursus Online
1. Kurangnya interaksi secara nyata antara instruktor dengan peserta kursus atau antar peserta kursus itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
Interaksi secara face to face, bahkan harus dilakukan untuk beberapa mata pelajaran tertentu, seperti: belajar ilmu tajwid atau baca al-Quran yang menurut para ulama Quran harus musyafahah (saling melihat lisan) sehingga keharusan ini jelas tidak mungkin pada model e-learning. Mungkin, bisa saja belajar face to face ilmu tajwid melalui e-learning karena saat ini sudah ada jaringan super cepat semisal 3.5 G yang memungkinkan ada model video call, atau murid bisa merekam bacaannya lalu dikirim ke guru. Namun, tehnik semacam ini jelas butuh waktu lebih lama daripada model konvensional, butuh koneksi cepat, butuh dana besar, dan yang jelas makin ribet. Karena itu, tidak semua pelajaran bisa dengan e-learning.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis (komersial).
Adanya programmer yang bisa membuat program berwajah pendidikan, jelas membuka ruang bisnis. Seorang guru bisa saja membuat pasword untuk file-nya lalu file itu dijual dengan paswordnya. Tanpa paswaord, pengguna hanya bisa merasakan trial-nya saja. Bukankah hal-hal semacam ini, yang berbau komersial akan sangat mudah diterapkan dalam model e-learning? Disinilah kelemahan yang cukup mengkhawatirkan!
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
Jika pendidikan mengarah pada pendewasaan dan penanaman budi pekerti, maka e-learning akan lebih banyak mengarah pada pelatihan sesaat yang itu sangat jauh dari proses pembentukan jiwa. Apalagi, jika proses pembelajaran ala e-learning masih membutuhkan trik dan `cara penggunaan sotfware, maka jelas pelatihan yang lebih dominan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran dosen atau guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan TIK.
Perubahan peran ini, di satu sisi akan kian memperkuat bagaimana posisi guru atau dosen hanya sekedar fasilitator dan bukan lagi sebagai sumber ilmu. Jika demikian kenyataannya, ada satu hal yang perlu dipertanyakan: jika guru hanya sekedar fasilitator –atau yang lebih ektrem saya sebut hanya sebagai “makelar”-, maka mungkinkah siswa memiliki kepercayaan yang dalam terhadap gurunya? Padahal, dalam pendidikan, faktor kepercayaan itulah yang justru penting dan saat ini makin menipis akibat banyak didengungkannya fungsi guru hanya sebagai fasilitator!
5. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
Dengan e-learning, mahasiswa yang tidak punya minat terhadap teknologi modern, tidak punya dana untuk memiliki perangkat keras yang memadai, maka ia jelas akan tertinggal oleh rekan-rekannya yang itu berarti ia tengah menuju kegagalan.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Bagaimana menurut Anda? Meski e-learning memiliki kekurangan, tapi ke depan, era pendidikan bersistem e-learning akan menghampiri dunia pendidikan. Karenanya, dengan mengetahui kelemahan itu, para praktisi pendidikan dapat mengantisipasinya sejak sekarang agar jangan sampai teknologi modern di dunia pendidikan diacuhkan hanya gara-gara kita tidak mampu mengatasi kekurangan itu.
Kursus Online di Indonesia.
Perkembangan kursus online di Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan karena sudah mulai banyak pihak yang cukup serius untuk menyelenggarakan kursus online. Salah satunya adalah badrulmozila.com. Bila melihat dari websitenya, Kelaskita adalah media online untuk memudahkan anda membuat dan mengikuti kelas belajar secara online bersama peserta didik, teman, tim atau komunitas anda.
BadrulMozila.com berusaha untuk berkontribusi mencerdaskan Indonesia dengan membuat media kursus via online yang mudah, murah, menyenangkan dan bisa diakses dari mana dan oleh siapa saja di seluruh dunia
BadrulMozila.com juga mencoba menjadi solusi bagi mereka yang ingin meningkatkan kemampuan diri tapi terhalang oleh jarak dan waktu untuk belajar secara rutin di sebuah institusi pendidikan.
Baca Juga:
Posting Komentar